Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.
Dah pernah dengar kata “bacot”? Yap, betul sekali. Bacot adalah vocab bahasa betawi yang artinya “bicara” atau “omongan”. Kasar, memang. Tapi jangan salah sangka dulu, selain itu kata bacot juga digunakan untuk menunjuk suatu adat kebiasaan.
Bacot merupakan tradisi Betawi yang dilakukan pasca lamaran seorang pria kepada calon istri. Ketika pihak mempelai pria melamar mempelai wanita, biasanya diiringi dengan berbagai bawaan makanan dan barang-barang lainnya yang kemudian diserahkan kepada pihak wanita. Biasanya disebut dengan seserahan.
Beberapa hari kemudian, mempelai wanita “membalas” seserahan dari mempelai pria itu dengan memberikan berbagai jenis kue tradisional, diantaranya: kue Geplak, kue Cincin, kue Cina, Wajik, Serondeng, Uli, dodol dan Manisan.
Kue-kue di atas juga dibagikan keluarga pihak perempuan kepada tetangga disekitar mereka. Hal itu sebagai pemberitahuan bahwa “Putri kami telah dilamar dan akan melangsungkan pernikahan, kiranya Anda berkenan datang.”
Jumlah kue yang dibagikan memang sedikit, terkadang hanya diberi bungkusan kertas nasi atau plastik. Maklum saja, makanya kalau kita bukan orang suku betawi jangan tersinggung, jangan pula remehkan pemberian bacot itu.
Rangkaian adat inilah yang disebut bacot. Karena masyarakat betawi punya sopan santun, mereka tidak mau mengundang dengan tangan kosong. Itulah konsep yang harus dipahami.
Harapan saya, agar tidak ada orang yang salah paham dengan istilah ‘bacot’. Kue itu juga jangan disalahartikan sebagai tanda tutup mulut lantaran kita selaku penerima merasa hasad. Jumlahnya yang sedikit adalah bentuk kearifan sosial yang tidak dilarang agama.
Baca juga: Budaya Cara Sedekah Cerdas