Blog Openulis

Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.

Ekonimi Sosial Sedekah nisab zakat mal

Sedekah Anti Mainstream Lebih Efektif dan Efisien

Mereka perlu tahu

Tak perlu diperdebatkan lagi, Sedekah itu sangat baik dan bermanfaat. Sayangnya, sedekah yang hitungannya tidak terbatas itu tidak dapat mengentaskan kemiskinan di negeri ini, mengapa?

BAZNAZ dan IPB pernah menghitung, berdasarkan PDB tahun 2010 potensi zakat di Indonesia sebesar Rp.217 triliun. Wow, besar sekali. Lebih dari itu, potensi zakat tahun 2015 sebesar Rp.280 triliun.

Realisasi pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang diperoleh BAZNAS dalam laporan tahun 2015 sebesar Rp.98.473,1 juta atau 98,4 milyar. Di lembaga lain seperti amil zakat Dompet Duafa melaporkan, sampai Oktober 2014 berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp.195.747,7 juta dan LAZIZ NU dari data laporan 2013 telah terkumpul Rp.7.400 juta.

Menurut perkiraan BPS tahun 2015, penduduk Indonesia telah mencapai 255,5 juta jiwa, dan akan terus meningkat di tahun 2035 hingga 305,4 juta jiwa.

Diperkirakan jumlah muslim Indonesia mencapai 83% dari populasi, maka potensi wajib zakat tahun 2015 sebanyak 212 juta jiwa dan di tahun 2035 akan mencapai 253 juta jiwa. Harga beras rata-rata tahun 2015 sebesar Rp. 9.500 per Kg, maka potensi zakat fitrah berupa beras yang hanya 2,5 Kg per kepala dapat mencapai nilai Rp.5 triliun lebih.

Bayangkan! 5T hanya hitungan zakat fitrah yang sangat terbatas oleh nilai dan waktu, belum terhitung zakat mal dan sedekah. Menjawab pertanyaan di paragraf pertama, mengapa banyaknya zakat dan sedekah yang dikeluarkan muslim belum cukup mengentaskan kemiskinan?

Jawabnya, “karena sedekah kita belum efisien dan efektif dalam segi distribusinya.”

Mau tahu bagaimana cara sedekah efektif dan efisien?

Jawabannya adalah berikan kail bukan ikan. Itulah kuncinya. Langkah-langkahnya akan kita bahas di bawah.

Sebelumnya, silakan fokus dari zakat fitrah, aqiqah, fidyah karena yang sedang kita bicarakan adalah sedekah. Kemudian, walaupun senyum tergolong dari sedekah yang akan kita bahas adalah sedekah materi berupa harta/benda tentunya.

1. Ikhlas

Misalkan saat ini Anda punya uang senilai Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) yang ingin disedekahkan dalam bentuk benda, alat-alat, atau makanan, atau Anda seorang pengurus masjid, panti asuhan, dsb.

Mulailah membeli jajanan atau barang dari penjual tua renta, pedagang kecil, abang-abang yang memikul dagangannya.

2. Jangan Menawar

Iya, dong! Di toko besar aja gak bisa nawar, masa kita mau beli dipedangang kecil pake acara nawar apalagi diskon dan bonus. Katanya mau sedekah… 😀

3. Tega

Tega disini sebenarnya tidak segan. Walaupun mereka sudah tua, tapi mereka masih punya harga diri, mereka tidak ingin meminta-minta. Meskipun mereka memiliki kekurangan, tapi mereka ingin makan hanya dari jirih payah sendiri.

Coba saja Anda kasih uang tanpa membeli, pasti ditolak.

So! Jangan segan menggunakan jasa mereka, seperti mengangkut barang, membuat perabotan, mengayuh becak.

Dari mana lagi mereka dapat uang kalau tidak kita pekerjakan. Mereka adalah ksatria yang tidak suka dikasihani.

4. Selektif

Bukan hanya mencari istri atau suami yang harus sholih, belanja juga harus toyyib. Mari kita belanjakan pada orang yang tepat. Misalkan, ada dua pedagang yang satunya merokok dan lainnya lagi tidak merokok, maka belanjalah pada yang tidak merokok.

Usahakan belanja kepada yang dagangannya kurang laku, karena tidak semua yang kurang laku berarti kurang enak, bisa jadi hanya tidak menarik karena tidak pakai pewarna.

Tapi jangan lupa, perhatikan! Apakah ia kurang laku karena hal-hal tertentu seperti pemakaian borak dan pengawet pada makanan? Riset dulu, jangan asal sangka.

5. Sedekahkan

Lompatan terakhir adalah sedekahkan. Setelah kita membeli 1000 tas dan sepatu, misalnya. Selanjutnya kita berikan pada orang yang tepat, bukan orang tua atau anak sendiri loh ya! Tapi ke tempat seperti panti asuhan, desa terpencil atau pedalaman.

Makan, pakaian dan keperluan orang tua dan anak adalah kewaijban, di luar zakat dan sedekah.

Langkah-langkah diatas saya namakah ‘Ekonomi Berganda’, karena sekali ciduk dua ikan diraih. Selain bersedekah, kita juga memberdayakan potensi sosok seperti mereka.

Semoga harta kita benar-benar berkah untuk kita dan orang lain. Ini hanya tips ringan yang mudah dipraktikkan, tapi tidak menutup kemungkinan ada cara lain yang lebih ekstrim.

Mereka perlu tahu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *