Blog Openulis

Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.

Contoh Judul yang menarik dan baik

Contoh Penulisan Judul Yang Efektif dan Efisien

Mereka perlu tahu

Dalam dunia karya manapun, judul menjadi salah satu hal pertama yang dilirik orang. Entah itu judul film, lagu, lukisan, maupun tulisan offline dan online. Judul adalah daya tarik tersendiri bagi pembaca. Kuat atau lemahnya judul, dan subjudul dapat mempengaruhi kesuksesan suatu karya tulis.

Tidak hanya dipandang oleh orang awam, bahkan dalam lomba dunia menulis, Juri-juri pun mementingkan judul. Karena mereka tidak mungkin sempat membaca semua karya peserta. Jadi, judulnya saja dulu yang dilihat. Jika tidak menggoda, besar kemungkinan isinya tidak akan dibaca.

Contoh lain ialah penulisan skripsi. Setelah mencari masalah (yang ingin digarap), kita akan diminta mengajukan judul. Jika judulnya bagus ada harapan akan diterima. Jika kurang benar, minimal disuruh revisi bahkan ditolak. Untuk itu, ada baberapa kiat yang dapat digunakan untuk membentuk judul yang menarik. Share you!

A. Gunakan Angka

Penempatan angka pada judul akan menambah kesan bahwa tulisan Anda spesifik, rinci dan lengkap. Perhatikan contoh berikut:

  1. Golongan-golongan Dalam Islam
  2. 73 Golongan Dalam Islam

Judul No. 2 lebih baik dan menarik karena memiliki beberapa efek positif seperti; informatif sesuai hadits Rasulullah , mempermudah pencarian karena angka tersebut erat kaitannya dengan konteks.

B. Pengaruhi Pikiran Pembaca

Tanamkan dalam judul Anda, satuan bahasa (kata/leksem) seperti: luar biasa, wajib, dahsyat, sukses, keren, mantap, rahasia dll. Penambahan ini akan menjadikan pembaca makin penasaran dengan isi karya Anda. Mereka akan terhipnotis oleh hal itu.

Misalnya judul postingan berikut, “Luar Biasa! Pohon Pisan Berjantung 7, Petani Harus Tahu“. Perhatiakan dengan jelas dan bandingkan dengan “Ada Pohon Pisang Berjantung 7”. Manakah yang lebih menarik? Tentu yang pertama.

Kesan menarik yang ada pada judul pertama akan menimbulkan pengaruh. Anda menulis “rahasia”, pembaca akan menganggap tulisan Anda bebar-benar rahasia.

Tapi menurut saya pribadi, judul ini kurang baik. Selain itu, sebagian judul seperti ini dimanfaatkan oleh oknum media online yang ingin meningkatkan pengunjung blog.

C. Manfaatkan Pertanyaan

Bukan rahasia lagi, pertanyaan adalah salah satu bentuk kalimat yang dapat dijadikan variasi suatu karya. Bahkan dalam lagu dan syair seolah jadi hiasan tersendiri seperti,

“Katakan saja padaku,
apakah engkau mau?
Tunjukkan jalan ke hatimu.”

Menyusun pertanyaan sangatlah mudah, hanya memerlukan 6W 1H (what, which, when, where, who, why dan how) ditambah tanda tanya (?). Saya kira sudah cukup jelas mengenai ini, tinggal tambahkan kelengkapannya saja. Contoh, “Apakah Perbedaan Kata dan Leksem?”, “Bagaimana Menarik Hati Anak-anak?”.

Waspada!

Dalam bahasa Inggris, kata “How” dapat diterjemahkan dengan 2 cara. How dapat dipadankan dengan “cara” dan “bagaimana”.

  • How do i look? = Bagaimana penampilan saya?
  • How to become a muslim = Cara menjadi seorang muslim

D. Pancing Pembaca dengan Judul yang Provokatif

Pada beberapa hal saya kurang setuju terhadap provokasi, karena memicu intrik. Namun, untuk judul dapat sedikit dimaklumi selama masih berkaitan dengan isi dan tidak merusak. Judul yang provokatif hakikatnya mengundang rasa ingin tahu dan mengundang penasaran, hingga dapat memicu emosi seperti, marah.

Judul seperti inilah yang mendorong orang untuk melampiaskan penasaran mereka, kemudian membeli buku kita atau mengklik link blog. Beginilah cara judul provokatif bekerja untuk menggerakkan hati pembaca.

Hindari:

  • menyusun judul yang tidak berhubungan dengan konten
  • menggunakan judul panjang yang tidak membantu siapapun

E. Jangan Bocorkan Isi

Judul ibarat nama suatu karya sekaligus menjadi identitas penulis atau pembuatnya. Judul yang bagus, enak dibaca dan didengar menumbuhkan kesan menarik. Tetapi, tidak akan demikian jika judulnya saja sudah membocorkan.

Perhatikan contoh-contoh judul bocor berikut:

  • Nabi Pertama (Baca judulnya saja sudah ketahuan bahwa ini karya yang berisi kisah Nabi Adam A.S, tidak orisinil).
  • Kata Maaf Terakhir (Biasanya, kalau ada kata “terakhir” pasti ada yang meninggal, entah tokoh utama atau orang lain).
  • Buku Yang Tertukar (Ketebak, pasti cerita tokoh yang salah tempat atau salah keluarga. Ide seperti ini sudah basi dan umum).
  • Kejamnya Ibu Kota (Bagaimana? Saya yakin Anda tahu isinya. Menceritakan tentang sulit dan pedihnya suatu tempat).
  • Bowo dan Jowi, Laila Majnun (Ini juga sama, pasti isinya tentang 2 orang sahabat atau sejoli. Sama halnya tanpa atau menggunakan “dan” maupun plus).

Judul-judul tersebut pernah digunakan orang lain dengan kata dan susunannya yang hampir serupa. Jangan khawatir. Masalah di atas dapat ditangani dengan mempertahankan orisinalitas isi, misalkan judul Nabi Pertama. Tetapi bercerita dengan mengungkap kisah yang jarang diketahui orang pada umunya.

Contoh lain, judul Surat Terakhir. Kebayakan pembaca akan mengira ini surat cinta dan pasti ada yang meninggal, maka buatlah yang tidak umum! Ternyata, surat itu adalah warisan tanah yang menjadikannya kaya raya, misalnya.

F. Siapkan Banyak Judul

Banyak sekali pemula dalam ranah seni dan tulis-menulis yang mengalami gejala ini. Biasanya, mereka hanya menyediakan 1 judul saja yang mencerminkan isi karyanya. Untuk itu, selayaknya kita menyiapkan bayak judul sebagai cadangan dan didiskusikan.

G. Tempatkan Diri Anda

Ada 2 penafsiran disini. Pertama, Sisipkan sisi kehidupan penulis dalam judul agar lebih hidup. Misalkan, “Beginilah Cara Saya Menerjemahkan Literatur Islam” bisa juga menggunakan “Aku” agar lebih santai. Sama dengan itu, sisi pembaca juga boleh, misalkan “9 Hal Dari Palestina yang Akan Mebuat Anda Merasa Kagum”.

Kedua, lihatlah posisi kita, apakah penulis profesional ataukah amatir. Seniman yang ahli bisa saja menyusun judul sangat pendek bahkan satu tanda baca. Apa lagi Kita hanyalah pemula, maka berpayahlah dahulu. Masih banyak hal yang membedakan seorang berpengalaman dan pemula, karenanya mawas dirilah.

H. Hematlah Dalam Segala Hal

Allah –subhanahu wa ta’ala– memerintahkan kita untuk berhemat dalam segala hal, termasuk karya tulis. Satu titik menyita waktu, menguras tinta dan memakan kuota. Karenanya, kita diminta lebih perhatian terhadap setiap kata agar tidak sia-sia. Diantaranya dengan mencegah pemborosan pada kalimat dan judul.

Contoh:

  1. Mengenal 11 Tanda-tanda Bahaya Pada Kehamilan (Setelah penyebutan angka tidak perlu menulis jamak)
  2. Khutbah Hari Raya ‘Idul Fitri 1435 H (Hari raya bersinonim dengan ‘idul)
  3. Islam Tidak Melarang Untuk Jatuh Cinta (Penambahan kata yang mempersulit pemahaman)
  4. Kodifikasi Kitab Allah Sesudah Rasulullah Wafat (Penyebutan 2 kata yang hampir serupa pada jarak yang berdekatan, tidak baik. Ganti dengan sinonim yang maknanya dekat)

Setelah Anda paham mengapa 4 judul di atas kurang tepat, lebih baik lihatlah contoh yang telah diperbaiki:

  1. Mengenal 11 Tanda Bahaya Pada Kehamilan
  2. Khutbah ‘Idul Fitri 1435 H
  3. Islam Tidak Melarang Jatuh Cinta
  4. Kodifikasi al-Quran Sesudah Rasulullah Wafat

I. Terapkan Aturan EBI

Ketika berbicara kaidah penulisan, kita juga membahas budaya suatu negara. Tidak hanya itu, bahkan hampir setiap lembaga dan instansi memiliki gaya penulisannya masing-masing. Itulah yang harus diperhatikan.

Sebagian tempat menggunakan kapital pada setiap huruf judul dan yang lain tidak. Setidaknya, jika berupa pertanyaan, gunakanlah tanda tanya. Manfaatkanlah tanda petik, kurung, titik dua dll.

J. Kombinasikan Semua

Mungkin ini agak sulit, tapi kalau ada kesempatan mengapa tidak dicoba. Manfaatkan sebagian bahkan semua yang telah kita pelajari. Semoga judul kita mencapai manfaat yang maksimal.
Demikian artikel singkat ini, semoga bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri. Mudah-mudahan Allah berkenan menambahkan ilmu kita. Share You!

Sumber:

  • Alamsyah, I. (2014). 101 Dosa Penulis Pemula. Depok: Asmanadia Publishing House.
  • Darmawan. (2015, Maret 8). PanduanIM. Diambil kembali dari http://panduanim.com/menulis-judul
  • Google. (2010). Panduan Memulai Pengoptimalan Mesin Teulusur Google. Google.
  • Helianthusonfri, J. (2009, November 9). Diambil kembali dari Jefferly Super Club: jefferlysuperclub.com/5-cara-menulis-judul-artikel-yang-menarik
  • Yudiono, H. Diambil kembali dari Blogdolar: http://www.blogodolar.com/kesalahan-sepele-saat-menulis-judul
Mereka perlu tahu