Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.
Shaum, shiyam alias puasa Ramadhan adalah bagian dari rukum Islam. Meski kewajiban ini mengikat seorang baligh (dewasa), namun anak-anak kelak juga akan tiba masanya.
Belum tentu juga mereka mau mengamalkan jika tidak dibiasakan. Padahal ini kewajiban kita. Karenanya, anak perlu dilatih. Berikut poin yang perlu diperhatikan ketika melatih anak:
- Dalam konteks ilmu fiqih, yang dimaksud anak-anak adalah usia pra-baligh tapi sesudah tamyiz. Adapun tamyiz artinya anak tersebut telah mampu memahami ucapan sederhana atau membedakan hal baik dan buruk. Secara usia adalah sekitar umur tujuh tahunan.
- Ulama sepakat “boleh” melatih anak-anak berpuasa Ramadhan, bahkan dianjurkan. Insyaallah pahalanya akan diberikan kepada orang tua juga kepada orang yang mendidiknya.
- Melatih berpuasa hendaknya lewat proses yang bertahap (tadrij); boleh berpuasa setengah hari, bahkan beberapa jam diawal-awal. Semoga mereka mampu untuk berpuasa sehari penuh kedepannya.
- Jika anak-anak merengek meminta untuk berbuka, padahal baru di awal hari, orang tua bisa mengalihkan dengan membuatkan permainan dan hal lainnya.
- Ingat, anak-anak masih dalam batas usia belum wajib untuk menjalankan syariat agama, termasuk shiyam. Tidak mengapa berbuka jika nampak adanya kepayahan.
- Demi mencapai hasil yang baik. Perhatikan banyak faktor pendukung, mulai dari;
- mengakhirkan sahur,
- menyegerakan berbuka (takjil),
- membatasi kegiatan yang berat atau banyak bermain,
- asupan gizi yang baik dan lama kenyang.
- Jauhkan dari faktor negatif, seperti tayangan makanan dan minuman, keluarga yang sedang tidak berpuasa hendaknya tidak makan di depan anak (keteladanan).
- Motivasi mereka dengan menyampaikan fadhilah berpuasa.
- Awasi pergaulan anak. Upayakan teman-teman yang bersamanya adalah yang juga dididik orang tuanya berpuasa.
