Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.
Ruqyah adalah metode pengobatan penyakit nonmedis khususnya. Sebagaimana kita ketahui, ternyata manusia tak sendiri mendiami alam dunia ini, ada juga makhluk Allah bernama jin dan setan.
Karenanya, banyak hal tidak bisa dinalar oleh akal. Bahkan terkadang tidak tersentuh oleh sains. Termasuk dunia kesehatan dan kedokteran.
Saat penyakit tidak bisa diobati melalui resep dokter maupun operasi, terlebih tak terdeteksi oleh x-ray rontgen. Bisa jadi Anda menderita sakit nonmedis seperti sihir, santet, gangguan jin, teluh, guna-guna dsb.
Saat itulah Anda bisa mengambil keputusan untuk putar stir menuju praktisi ruqyah, atau ikhtiar ruqyah mandiri dilakukan oleh diri sendiri.
Namun, kadang pada praktiknya tidak semudah yang kita bayangkan; searching Google dengan keyword; ayat dan doa ruqyah atau cara ruqyah mandiri. Lalu praktik.
Seperti kata definisi: Ruqyah adalah doa. Cukup kita baca secara rutin dan berkala. Tapi kenyataanya gak mulus. Banyak orang mengeluh,
“Sudah saya baca kok tiap hari, malah minta dibacakan juga sama orang lain, sama ustadz, tapi gak ngefek, dan saya masih sakit.”
Sudah sering ruqyah tapi penyakit belum kunjung sembuh juga? Bisa jadi ada yang salah dan berikut sebabnya:
- Bukan ruqyah syariah
Penyebab utama dari gagalnya proses pengobatan adalah ruqyah yang digunakan tidak sesuai syariat.
Seperti sudah disebut di atas, ruqyah adalah doa. Nah, doa itu ada yang benar dan salah. Ada yang ditujukan kepada Allah tapi ada juga yang kepada jin dan setan, syirik.
Juga di antara ciri non ruqyah syariah adalah terjadinya ikhtilat lawan jenis, sentuhan fisik antar pria dan wanita. Ini melanggar kode etik muslim.
- Jika memang terpaksa pasien wanita dengan peruqyah pria, maka harus ada orang lain yang mengawasi betul.
- Jika terpaksa menyentuh, pastikan pakai sarung tangan tebal.
Soal menjauhi fitnah wanita ini ketentuan baku dalam syariat di segala aspek kehidupan, kecuali pada sikon darurat yang menyangkut nyawa.
- Gak yakin dan gak sabar
Ada dua hal yang selalu berkaitan erat, yakin dan sabar. Biasanya kalau udah yakin, akan sabar.
Gak yakin dengan ustadz fulan, bawaanya gak sabar berobat, pengen ganti ustadz lain. Akibatnya, suka gonta-ganti praktisi ruqyah karena merasa tidak cocok.
Juga termasuk gak sabar berdoa, itu ditunjukkan dengan gelisahnya hati dan ucapan lisan, “kok belum dikabulkan ya?” Padahal Rasul bersabda;
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ : يَقُوْلُ : قَدْ دَعْوتُ رَبِّي ، فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي
“Setiap doa kalian pasti akan dikabulkan Allah, selama tidak tergesa-gesa dengan berkata: Udah doa ke Allah, tapi belum dikabul juga.” (Muttafaq ‘alaih)
- Tidak melaksanakan nasehat dan anjuran yang diberikan oleh praktisi ruqyah dalam menjemput kesembuhan.
- Masih menyimpan dendam, sakit hati, benci, kecewa, dengki, buruk sangka kepada orang lain.
Baca juga: Pengaruh setan terhadap trauma dan kesehatan mental
- Belum melepaskan ilmu, mantra, khodam yang ada.
- Menyimpan jimat
Jimat ini seluruh yang mencakup rajah, tulis-tulisan yang tidak diketahui penulis dan atau maknanya serta maksudnya. Meskipun ternyata ayat al-Quran tapi dijadikan kalung, itu pun termasuk jimat.
Benda pusaka seperti keris, tidak mesti dibakar atau dibinasakan. Cukup dinetralkan dengan ruqyah, setelahnya boleh disimpan dengan catatan tidak boleh dispesialkan untuk dimandikan atau dianggap punya kesaktian.
Benda umum seperti; gesper, sepatu, pulpen yang dianggap punya sifat mistis pun harus dinafikan. Rasul bersabda:
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
Siapa yang memakai jimat, maka ia telah berbuat syirik. (Ahmad)
- Labil
Selain faktor-faktor di atas, masalah psikologis dan mental pasien yang belum di-healing kerap jadi masalah, mudah rapuh. Maka pasien haruslah dimotivasi, didukung, dan dinasehati dengan baik agar kejiawaanya pulih kembali.
Baca juga: Ruqyah karena Stres Gagal Nikah
- Malas ibadah
Malas ibadah karena kurang motivasi, lemah mental. Bisa juga sebaliknya, minim semangat untuk sembuh karena setan jin masih betah dalam tubuh, dan itu diindikasi dengan malasnya beribadah.
- Salah diagnosis
Ada penyakit yang ciri dan gejalanya mirip dengan sihir dan ‘ain. Makanya, kadang praktisi ruqyah yang hanya paham perkara ghaib dan kurang paham masalah penyakit medis pun salah dalam mendiagnosis. Kalau udah begitu, akhirnya akan salah juga dalam penanganan.
Karenanya, sebelum menuju praktisi ruqyah sebaiknya periksa dulu ke dokter. Setelah yakin penyakit nonmedis, baru hubungi ustadz. Tapi, kalau ruqyah mandiri sih boleh-boleh aja dilakukan lebih dini.
Sejatinya, ruqyah syariah yang dilakukan sendiri juga bisa mengobati penyakit, karena al-Quran adalah obat untuk jiwa dan raga. Ia wujud tawakal kepada Allah.