Blog Openulis

Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.

Belajar agama Islam dari dasar

Metode Belajar Agama Islam yang Ideal

Mereka perlu tahu

Belajar agama Islam dari dasar adalah kewajiban setiap muslim, baik itu mualaf ataupun keturunan, pria maupun wanita, tanpa terkecuali. Karena Islam adalah agama ilmu, bukan ‘kata orang begini dan begitu’. Rasul bersabda;

طلب العلم فريضة على كل مسلم

Belajar itu wajib bagi setiap muslim. (hadits riwayat Ibnu Majah)

Prinsip, ajaran, nilai, hukum, ibadah dan segala hal yang dinisbatkan kepada Islam harus merujuk pada al-Quran, Hadits.

A. Kenapa Harus Belajar Islam dari Dasar?

Secara umum, tujuan utama sebuah proses belajar dalam Islam adalah untuk menyelamatkan dari kesesatan atau mengusir kebodohan yang terdapat pada diri (Ali Imran: 164, al-Jumuah: 2). Adapun rinciannya, sebagaimana berikut;

1. Cinta Allah

“Tak kenal maka tak cinta” begitu bunyi pepatah. Ini juga berlaku untuk Allah. Bagaimana mungkin kita cinta tapi gak kenal. Maka di sinilah fungsi belajar berperan.

Dengan belajar, kita mengenal Siapa yang kita sembah. Dari belajar ini pula, kita tahu bahwa; Allah itu Esa, Allah punya 99 nama special untuk diri-Nya, Dia suka hamba-Nya bersujud, Dia cinta nikmat-Nya disyukuri, Maha Adil, Maha menerima taubat & doa serta benci disekutukan, dll.

Baca juga: Konsep Teologi Islam

Allah berfirman:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah, “Allah hanya mengharamkan; perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, perbuatan dosa, melanggar hak orang dan mempersekutukan Allah serta mengada-ada tentang Allah.” (al-A’raf: 33)

2. How and Why

Dengan belajar, kita tahu cara ibadah yang baik dan benar. Karena Allah itu Tuhan. Dia sendiri yang berhak menentukan bagaimana Dia diimani dan disembah.

Jangan karena kita suka ayam goreng, lantas kita persembahkan ayam goreng kepada-Nya. Allah punya aturan sendiri terkait kurban dan ibadah lainnya. Dia yang tentukan sesuatu itu wajib, sunah, halal, haram dst.

وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ

Janganlah kamu berdusta dengan mengatakan, “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan atas Allah. Sungguh orang yang semacam itu akan celaka. (an-Nahl: 116)

3. Adil dan Tawasuth

Kemudian, manfaat dari belajar adalah agar tidak salah paham dan paham salah, ekstrim kiri maupun kanan, karena kita umat wasathiyah bukan sekadar moderat (tawasuth).

Misalnya dalam masalah pengertian Jihad. Ada golongan yang memandang jihad artinya aksi terorisme dan yang lain melihat sebagai perang suci. Padahal tidak ada perang suci dalam Islam.

Kedua belah pihak tersebut keliru.

Dua belah pihak ini tidak adil dan sama-sama ekstrim. Satunya melihat Islam dengan kedengkian, satunya lagi melihat orang kafir dengan kebencian. Ini salah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

Hai orang-orang yang merasa beriman, hendaklah kamu selalu menegakkan kebenaran karena Allah, jadilah saksi yang adil. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah! Karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. … (al-Maidah: 8)

Dari belajar, kita bisa memposisikan diri saat terjadi perbedaan pendapat antar ulama dan sahabat Nabi. Kita juga selamat dari paham sesat seperti Khawarij dan Syiah.

Baca juga: Fitnah Pertikaian antara Muawiyah dan Khalifah Ali bin Abi Thalib

4. Akal Sehat

Belajar Islam secara benar dapat melindungi akal dari pembodohan dan cuci otak secara tidak langsung.

Sadar ataupun tidak, sebagian orang beragama hanya ikut-ikutan kata tetua, gak pernah baca kitab sucinya cuma modal doktrin, “selain kelompok kita sesat” dsb.

Tidak heran, ketika ada muslim yang ingin berislam, justru dituduh radikal. Yang menuduh pun tidak pernah benar-benar membaca.

Baca juga: Arti Toleransi yang Benar

Coba lihat, mayoritas kita ini muslim tapi lulusan sekolah umum. Di sekolah, belajar Islam acak-acakan, tidak mendasar, lompat-lompat teks. Itupun cuma 2 jam x 1 pekan. Mana cukup?

Hasilnya, mudah diiming-imingi surga:

“Kamu muslim, jomblo lagi! Dari pada hidup susah, mending kamu bom orang kafir, kalau mati bisa syahid dan masuk surga dapet bidadari.”

Widih. Apalagi kalau orang tersebut mengalami ketidakadilan dari aparat. Lapor polisi karena sapi hilang, musti keluar modal administrasi sampai jual kambing.

Padahal, gak begitu teori dan praktiknya.

Maka, di sinilah urgensi dari belajar Islam dari dasar (radikal) dan fundamental.

B. Cara Belajar Agama Islam

Kalau mau ngasal, di Google banyak cara dan metode dalam belajar. Tapi tidak semuanya recommended untuk belajar Islam. Bahkan di dunia tholibul ilmi, santri selalu di-warning agar tidak sembarang baca kitab sendiri dan menyimpulkan sendiri, karena;

من لا شيخ له فالشيطان شيخه

Siapa belajar tanpa mentor, maka setan jadi mentornya.

Sekilas, nampak seram. Seolah kita gak boleh belajar madiri dan menentukan buku serta metodologi apa yang akan digunakan. Tidak.

Silakan saja membaca jika Anda baru mau mengenal Islam, apa saja ajarannya. Atau Anda sudah menguasai ilmu-ilmu dasar dalam menggali al-Quran dan Hadits.

Tapi selama modal kita cuma Quran terjemah, apalagi kita ingin jadi guru dan pembicara Islam, maka sebaiknya Anda lalui 3 cara belajar agama Islam berikut:

1. Program Pendidikan yang Sistematis

Program pendidikan yang tersistematis adalah cara belajar Islam yang paling ideal. Yaitu program belajar yang runut dan sudah tersusun materi, kurikulum, silabus, bahkan ustadz pengajarnya.

Di antara program yang termasuk dalam kategori ini adalah:

“Ups… Saya udah berkeluarga, punya pekerjaan yang tidak mungkin saya tinggalkan, sibuk dll.”

Tak perlu khawatir, sekarang sudah banyak pondokan yang tidak mewajibkan mukim alias nginep berbulan-bulan. Ambil saja program pekanan, atau dua pertemuan sepekan, atau hanya malam hari.

Memang tidak seintensif santri pondok pesantren betulan, tapi di sini kita mau ambil faidah dari ilmu dasar yang rutin diamalkan atau sering dijumpai di masyarakat.

Juga banyak pesantren online dengan sistem pembelajaran via internet.

Dengan catatan, program belajar agama Islam ini diselenggarakan oleh para ulama atau ustadz terpercaya yang memenuhi syarat kredibilitas.

Di antara keungulan dari metode ini:

  1. Pengajar yang terpercaya.
  2. Materi pembelajaran yang sudah tersusun.
  3. Kurikulum belajar yang baik.
  4. Sarana belajar terpenuhi.
  5. Jadwal belajar yang jelas, memudahkan kita dalam manajemen waktu.
  6. Keilmuan diakui.

2. Mulazamah

Mulazamah (ملازمة) diambil dari kata laazama (لازم)– yulaazimu (يلازم), artinya: daawama (دامو); melakukan sesuatu secara kontinyu, terus-menerus dan berkesinambungan. Ada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi;

أَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ أدْومُها و إن قَلَّ

Amal yang paling Allah cintai ialah yang kontinyu walapun sedikit. (al-Bukhari dan Muslim)

Metode belajar mulazamah adalah terus-menerus hadir dalam pengajian seorang ustadz. Inilah cara belajar yang dilakukan sebagian ulama terdahulu terhadap sebuah disiplin ilmu.

Pelajar dituntut selalu siap dengan jadwal sang ustadz; kapan beliau mengajar, kita konsisten hadir.

Metode ini sebenarnya cukup mudah, bisa dengan cara ikut group komunitas ustadz fulan. Atau buat sendiri komunitas tersebut, kemudian minta kesediaan sang ustadz untuk mengisi jadwal untuk ilmu tertentu sampai tuntas.

Cara ini juga dapat dikoordinir oleh DKM pengurus masjid.

Baca juga: Cara Memakmurkan Masjid dan Musholla

Di antara keungulan dari metode ini:

  1. Langsung belajar kepada guru terpercaya.
  2. Ilmu yang dipelajari sesuai dengan pilihan dan kebutuhan.
  3. Bimbingan terasa jelas, karena kajian berkesinambungan.
  4. Bisa banyak belajar ilmu dan adab dari sang guru.
  5. Terciptanya hubungan yang erat antara jamaah dan ustadz.
  6. Keilmuan diakui.

3. Buat Program Pribadi

Jika dua metode di atas ternyata tidak cocok, “wah, saya sibuk banget, gak punya jadwal waktu luang.” Mungkin, Anda cocok dengan cara berikut:

  1. Kenali diri Anda, saat ini sudah di level mana? Basic, medium atau advance?
  2. Carilah informasi majelis atau kajian ilmu yang ada di jangkauan Anda, yang sesuai dengan level Anda, dan majelis tersebut disajikan oleh ustadz yang kompeten.
  3. Susun jadwal dari majelis yang memenuhi kriteria poin nomer 2 di atas. Misalnya:
PelajaranWaktuLokasiUstadz
AqidahAhad malamMasjid XUstadz A
FiqihSelasa soreMasjid YUstadz B
QuranKamis magribMushola SUstadz C
HaditsJumat pagiKantorUstadz D
Contoh jadwal pengajian
  1. Istiqomah, jangan putus asa.

Jika cara di atas tidak mampu terlaksana juga, kami harap saudara tidak menyerah dan membuat alasan. Masih bisa dengan menempuh cara dan sarana belajar lain seperti online melihat Youtube dan sosmed.

Namun, pastikan jadwal di atas tetap dibuat untuk selalu update kajian. Agar belajarnya tidak ngacak.

Mungkin, cara terakhir ini tidak melegitimasi keilmuan kita diakui secara akademis. Tapi cukup mengarahkan kita untuk berislam dengan baik, dan itu bukan masalah bagi orang yang ikhlas belajar.

Sebagai muslim, kita dituntut selalu belajar. Gak apa-apa sedikit, tapi ada progres. Kata pepatah, “sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit”.

Tujuh belas kali dalam sehari (17×24), kita selalu berdoa agar dijauhkan dari kebodohan dan kesesatan (al-Fatihah), cukuplah ini jadi daily reminder.

Demikian sekilas pentingnya belajar Islam dari dasar dan bagaimana cara mendalaminya.

Mereka perlu tahu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *