Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.
Ada sejumlah hal yang perlu diketahui seseorang ketika tertarik masuk Islam atau menjadi mualaf. Agar tidak sesat dalam beragama nantinya.
Info ini juga penting buat kita yang sudah muslim sejak awal. Supaya, tidak keliru menyikapi jika ada kawan yang ingin masuk Islam.
1. Arti Mualaf
Orang yang baru masuk islam disebut mualaf. Apa arti mualaf?
Menurut bahasa, mualaf artinya orang yang tertarik.
Berhubung kata ini muncul dan dipopulerkan oleh al-Quran (al-Taubah: 60), tak heran jika kemudian istilah di atas menjadi terminologi khusus dalam agama Islam.
Maka secara istilah: mualaf adalah orang yang tertarik masuk Islam.
Menurut KBBI: mualaf n orang yang baru masuk Islam.
a. Apa perbedaan mualaf dan muallaf?
Tidak ada bedanya. Ini hanya masalah transliterasi.
Semoga tidak ada perdebatan untuk istilah ini. Toh, yang penting tulisan Arabnya “مألف” (lihat al-Quran). Perbedaan ini bukanlah masalah berarti. Yang penting adalah maknanya, dalam konteks ini. Perbedaan dua kata di atas hanya soal transliterasi.
Baca juga: Pengertian Islam dan Iman
2. Cara Masuk Islam
Islam adalah agama yang mudah. Masuk agama Islam juga mudah. Maka, jangan dipersulit. Tidak ada ritual atau prosesi apapun sebelum masuk Islam. Tidak disyariatkan biaya apapun alias GRATIS, tidak pula membaca istighfar atau basmalah sebelumnya.
Syarat masuk Islam yang utama adalah meyakini bahwa Islam sebagai satu-satunya agama yang benar.
Cara masuk Islam yang benar -sebagaimana yang berlangsung sejak zaman Rasulullah- yang setandard adalah cukup mengucapkan 2 kalimat syahadat berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Boleh dibaca: Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan rasul Allah
Bisa juga: Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Artinya: Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah (diibadahi) selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Cuma itu. Siapa saja yang mengucapkannya dengan sadar, maka sah baginya status seorang muslim. Meskipun diucapkan sendiri di dalam kamar, sah di hadapan Allah.
Hal ini juga berlaku bagi siapapun yang mendapati teman atau kerabatnya ingin masuk Islam, dia boleh langsung membimbing syahadat.
Kalau bisa segera, maka jangan ditunda. Karena kita tidak tahu kapan ajal tiba.
a. Apakah syahadat harus di masjid atau di depan umum?
Tidak.
Dalam sejumlah kasus, sebagian orang Islam tidak berani mensyahadatkan kawannya.
Saat seorang kenalan menyatakan ingin masuk Islam, kadang kita malah bingung. Bukannya membimbing, malah menyuruhnya pergi ke masjid, lembaga umat atau ustadz. Padahal, kita dikejar waktu.
Memang, kesannya syahadat ini mesti di masjid atau di hadapan orang. Tapi sejatinya tidak.
Ikrar masuk Islam di publik hanyalah penguat. Saudara yakin Islam agama yang benar, kemudian bersyahat, sah di mata Allah.
Hanya saja, orang gak ada yang tahu. Secara riwayat dan data di muka umum, “fulan anak orang non-muslim, di KTP pun beragama non-Islam”, maka jangan heran jika diperlakukan seperti bukan muslim.
Misalnya saudara meninggal, berdasarkan data yang ada, maka Anda akan dimakamkan sebagaimana tercantum di biodata Anda sebelumnya. Di sini lah perlunya saksi dan sertifikat mualaf.
b. Bagaimana cara dapat sertifikat mualaf?
Mengajukan diri ke lembaga yang mengurus sertifikat mualaf, seperti; MUI terdekat, Islamic Centre, Mualaf Center, Graha Mualaf, sebagian masjid besar. Contohnya: Masjid Sunda Kelapa, Jogokariyan, Masjid Kapal Munzalan.
Biasanya, sesampainya di sana akan diminta data selengkap mungkin.
Karena kemarin baca syahadatnya sendiri tanpa ada saksi, kemungkinan akan ada syahadat ulang agar ada yang menyaksikan dan agar memastikan bacaan syahadat yang kemarin sudah benar.
“Oh, kemarin saya sudah syahadat di masjid deket rumah saya”. Maka sebaiknya bawa saksi pengurus masjid tersebut.
Nantinya, sertifikat ini berfungsi sebagai bukti bahwa saudara sudah masuk Islam. Kalau tiba jodohnya, boleh nikah dengan sesama muslim. Bahkan bisa jadi acuan untuk mengubah kolom agama di KTP.
Lebih dari itu, jika saudara mengalami kesulitan pasca masuk Islam, saudara bisa mememinta hak atas zakat. Silakan ajukan ke lembaga seperti BAZIS, LAZIS, ACT, Dompet Dhuafa.
Semoga Allah limpahkan banyak rezeki.
c. Apakah mualaf harus ganti nama?
Tidak. Selama nama kita tidak bertentangan dengan syariat, boleh menggunakan nama yang sudah digunakan selama ini. Silakan baca artikel: Arti Nama dalam Islam
d. Makna syahadat dan konsekuensinya
Tulisan dalam sub judul ini hanya tambahan untuk yang masih bingung antara korelasi yakin akan kebenaran Islam dan syahadat.
Sebagaimana tertulis di atas, bahwa kita yakin dan berikrar bahwa Allah satu-satunya Tuhan. Karenanya, kita menyembah dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya (al-Fatihah: 5).
Maka, agar manusia tahu cara menyembah dan memohon pertolongan-Nya, Allah kirim rasul ‘utusan’ kepada manusia dari golongan manusia juga. Supaya kita dapat meniru dan meneladaninya (al-Ahzab: 21). Itulah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita tidak mungkin kenal Allah tanpa petunjuk dari-Nya. Petunjuk itu bernama al-Quran, melalui seorang utusan. Utusan itu adalah nabi Muhammad.
Sebagai utusan Allah Yang Maha Benar lagi tidak pernah salah, nabi Muhammad harus menjadi contoh implementasi terbaik atas firman-Nya. Karena itu Allah menjamin sang Rasul tidak pernah ngawur dalam bertindak (an-Najm: 4).
Maka, beriman kepada Allah, nabi Muhammad, al-Quran dan ketetapan, perkataan serta perbuatan Rasul (al-Hadits) adalah satuan integral yang tak terpisahkan.
Inilah salah satu arti dari firman Allah, “masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh”. (al-Baqarah: 208)
Pasalnya, ada sebagian orang beriman kepada Allah tapi tidak kepada nabi Muhammad. Ada juga yang beriman pada Allah, al-Quran, Rasul, tapi menolak hadits nabi.
Sebaliknya, menambah dan menjadikan pihak lain setara dengan Allah atau nabi Muhammad (nabi terakhir), juga bukan ajaran Islam dan al-Quran.
Misal Anda ingin masuk Islam, tapi ketika bersyahadat ada klausul berbunyi, “aku bersaksi bahwa fulan wali Allah”.
Adapun sebagian ustadz yang turut menuntun di akhir syahadat dengan kalimat, “aku bersaksi bahwa Isa nabi Allah”, ini tidak mengapa. Karena tidak bertentangan dengan al-Quran, jelas nash-nya, cuma penguat bahwa kita tidak meyakini bahwa Isa anak Tuhan dsb.
3. Anjuran untuk Mualaf
Setelah menjadi muslim, kami menganjurkan beberapa hal berikut agar tidak jadi mualaf gadungan.
a. Belajar Islam
Islam adalah agama ilmu. Kita beragama bukan ikut-ikutan buta. Maka timbalah ilmu Islam sebaik dan sebanyak mungkin.
Hal pertama dan utama yang harus saudara pelajari adalah rukum Islam ke-2, shalat. Mulai dari wudhu, gerakan shalat, bacaan wajib dalam shalat, kemudian baru sunah-sunahnya.
Barengi juga dengan belajar membaca al-Quran. Seterusnya, iringi dengan kajian-kajian. Paling mudah, urutkan berdasarkan rukun Islam dan rukum Iman:
Rukun Islam | Rukun Iman |
---|---|
Syahadat | Iman kepada Allah |
Shalat | Iman kepada malaikat Allah |
Zakat | Iman kepada kitab-kitab Allah |
Puasa | Iman kepada para nabi dan rasul Allah |
Haji, jika mampu | Iman kepada hari Akhir |
Iman kepada takdir baik maupun buruk |
b. Bersahabat dengan orang tua
Tidak jarang kisah mualaf yang dikucilkan keluarga serta orang tua, bahkan dimusuhi. Maka, saudara hendaklah bersabar.
Ayah dan ibu tetaplah orang tua, meskipun kafir. Selama perintah keduanya tidak melanggar syariat Allah, maka mereka punya hak untuk ditaati. Begitulah ajaran Islam. Allah berfirman, yang artinya:
Baca juga: Cara Berbakti Kepada Orang Tua
Islam mengajarkan untuk bersahabat. Ya, ini serius teksnya “sahabat“. Jika sebelum masuk Islam, saudara tidak dekat dengan ortu, maka kini perlu lebih akrab, sopan, lembut dan baik selama tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Makanya kita perlu belajar, agar bisa tahu apa saja perintah dan larangan Allah kepada hamba-Nya.
c. Jangan fanatik ORMAS
Di luar sana, ada banyak kelompok dan organisasi masyarakat Islam. Ketahuilah mereka cuma kumpulan orang yang bersinergi. Tidak 100% mencerminkan agama Islam. Muslim tidak wajib masuk kelompok A, B, atau C dst.
Boleh ikut, tapi jangan fanatik buta. Meskipun ustadz pembimbing tergabung dalam kelompok tersebut, kita tidak wajib ikut.
d. Memilih Madzhab
Selain ormas, ada juga madzhab. Jangan terkecoh atau galau mau milih yang mana. Madzhab adalah aliran paham dan pemikiran terhadap sebuah hukum dalam Islam (wajib, fardhu, sunah, mubah, makruh, haram).
Sebagai orang awam, kita harus proporsional dalam menyikapi.
Intinya, selama keputusan suatu hukum dalam Islam itu ada dalil yang benar menurut al-Quran, Hadits, dan pendapat sahabat Rasul. Maka pemikiran dan pendapat tersebut bisa jadi benar.
Silakan baca: Menyikapi Perbedaan dalam Islam
Jangan risau jika menemui perbedaan pendapat. Silakan pilih berdasarkan yang mana yang paling ilmiah. Perdebatan antar ulama adalah ikhtiar mereka dalam rangka mempertanggungjawabankan keilmuan mereka.
Perlu diketahui, perbedaan pendapat ulama biasanya hanya seputar cabang kelimuan bukan pokok utama.
Untuk lebih jelasnya tentang hal ini, silakan baca tulisan kami yang berjudul Perbedaan Syariat dan Fiqih.
e. Perbaiki akhlak dan adab
Selanjutnya, Islam tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhan-Nya. Tapi juga antar sesama manusia dan selainnya.
Hubungan kita dengan Allah dijalin dengan ibadah. Sedangkan sesama manusia ditaut dengan akhlak dan adab.
Dengan berakhlak dan moral yang baik, hubungan kita dengan orang lain akan terjaga. Dengan itu pula nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengundang orang tertarik masuk Islam. Allah pun memuji beliau:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍۢ
Sungguh engkau berada di atas akhlak yang sangat mulia. (al-Qalam: 4)
Sebagai pengikut beliau, kita pun dituntut untuk meneladani beliau. Untuk itu kita perlu belajar dan memperbaiki diri.
Pentingnya akhlak dan adab ini adalah agar jangan sampai ada orang mengira bahwa Islam mengajarkan anarkisme dan sebagainya.
f. Jangan mencela agama lama
Di antara akhlak tercela adalah menghina, termasuk menghina sesembahan agama lain. Allah
…وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِعِلْمٍ
Janganlah kamu memaki sesembahan mereka yang menyembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan…. (al-An’am: 108)
Ini peringatan keras. Jangan sampai orang-orang nonmuslim membuat kesimpuan: masuk Islam artinya mualaf = menghina agama orang.
Konteks ini juga perlu diperjelas dengan membedakan antara menghina vs memberi kritik. Jangan keliru.
4. Kemuliaan Mualaf
Terakhir, kamu ucapkan selamat kepada saudara-saudara yang telah memilih kembali kepada fitrah, beragama Islam. Ungkapan congratulation ini disebut Allah dalam surat at-Taubah: 111.
Untuk kebanyakan orang, memang sulit untuk memutuskan hal ini. Ada jiwa, harta, dan keluarga yang harus dilepaskan. Tapi yakinlah, menjadi mualaf adalah keputusan terbaik, meskipun seluruh dunia mengatakan “kamu rugi, b*d*h” dsb.
Dengan memutuskan untuk masuk Islam, setidaknya seorang mendapat 2 hal: semua dosanya yang lampau diampuni, sementara kebaikannya dicatat oleh para malaikat, lalu doa-doanya Allah kabulkan. Rasul bersabda:
الإسلامُ يهدمُ ما كان قبلَه
Islam menghapus dosa sebelum masuk Islam. (Muslim)
Sebagai penutup, kami selaku admin dan penulis mohon di doakan agar istiqomah dan husnul khatimah.