Blog Openulis

Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.

Rencana Bisnis Belajar dari Kapal Nabi Nuh

Belajar Melihat Peluang Bisnis Dari Kisah Nabi Nuh Di Zaman Modern

Mereka perlu tahu

Alkisah umat Nabi Nuh alaihissalam sangat sukar diajak beriman. Hingga Allah mewahyukan akan menenggelamkan mereka dengan banjir bandang.

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ

Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, … tentang orang-orang yang zalim itu, mereka benar-benar akan ditenggelamkan. (Hud [11]: 37)

Singkat cerita Nabi Nuh pun membangun bahtera di atas gunung yang tinggi, diliputi caci maki dan hinaan kaum yang menganggapnya gila.

وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ …

Kemudian mulailah Nuh membuat bahtera. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya … (kami). (Hud [11]: 38)

Bersamaan dengan hujan, banjir besar akhirnya datang menyapu peradaban, kecuali yang beriman, karena mereka memilih naik bahtera harapan.

فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ

Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. (Yunus [10]: 730

Itulah sejengkal kisah dalam Kitab al-Quran. Dihadirkan agar diambil pelajaran.

Kali ini kami tidak pada posisi membahas kisah ini sebagai seorang ulama. Karena memang kami tidak pakar dalam hal tersebut. Namun izinkan manusia bodoh ini mengambil ibrah1 bisnis dari kisah tersebut.

Qisoh di atas bersesuaian dengan apa yang terjadi dalam dunia bisnis sekarang: disruption atau penggilasan.

Di tahun 1990-an, santer terdengar isu tentang perkembangan dunia telekomunikasi yang bernama Global System for Mobile-Communication atau yang disingkat dengan GSM. Kabar itu memuat desas-desus mengenai teknologi yang mampu membuat manusia tak lagi berkomunikasi via kabel. Teknologi ini membuat manusia bisa terhubung secara nirkabel.

PT. Telkom sebagai raksasa telekomunikasi saat itu sedang menikmati indahnya pembayaran tarif telepon fix line. Dengan bersumber dari pembayaran telepon rumah, Telkom sedikit terbuai, namun tidak untuk beberapa orang yang meyakini “Banjir Bandang” akan datang. Ya, banjir itu bernama GSM.

Sejak tahun 1993, mereka bergerak mendirikan bakal calon anak perusahaan yang berteknologi GSM. Akhirnya di tahun 1995 berdirilah Telkomsel.

Membangun Telkomsel di tahun 1995, ibarat membangun Kapal diatas gunung. Tidak sedikit pesimisme dan cibiran berdatangan dari mereka yang tidak “mengimani” banjir bandang GSM. Itulah kabar burung yang Saya dengar dari para pendiri Telkomsel di generasi pertama. Mereka seakan orang-orang aneh dalam sejarah.

Di tahun awal-awal pendiriannya, Telkomsel cukup terseok menghadirkan layanan. Pelanggan pun masih sangat minim. Maklum, tekonologinya masih belum merata.

Sejarah berlalu, banjir bandang pun terjadi. Arus GSM mengalir keras ke peradaban. Perangkat mobile phone menyesaki saku-saku penduduk Indonesia. Peradaban telepon rumah seakan ditinggalkan. Sebagian dipertahankan untuk sekedar syarat pencairan kredit bank.

Kini, konon Telkomsel memasok mayoritas pendapatan Telkom Group. Perusahaan yang dahulu dicibir ini mendadak menjadi “Bahtera Nabi Nuh” bagi perusahaan raksasa telekomunikasi Indonesia.

Sejalan dengan cerita Nabi Nuh, teknologi GSM ini hadir bersamaan dengan teknologi internet, surel dan kerabatnya. Sebuah perusahaan jasa pengiriman nasional yang tak bisa Saya sebutkan namanya, entah bagaimana, tidak begitu mengimani kabar hadirnya “Banjir Bandang” Teknologi.

Kini perusahaan tersebut bertahan walau berat. Andai perusahaan tersebut sempat membangun “Bahtera Nabi Nuh”-nya, Saya yakin, keadaan perusahaan tersebut tak akan seperti saat ini.

Aset-aset perusahaan tersebut kini mulai menua dan tak terawat. Model bisnis mereka kini mulai direvolusi menjadi payment gateway dan ekspedisi barang. Walau terseok, mereka tetap bertahan. Persis seperti kampung paska banjir: recovery-nya berat.

Ada beberapa hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran:

1. Banjir Bandang Pasti Datang

Dalam dunia yang terus bergerak, perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Yang jarang disadari adalah perubahan yang terjadi akan berdampak seperti banjir bandang. Perhatikan hal berikut ini;

Anda berbisnis di industri kapal feri. Sebuah moda angkutan laut jarak pendek. Biasanya menghubungkan pulau antar selat. Apa yang terjadi jika pemerintah berhasil membangun jembatan atau terowongan bawah laut? “Banjir bandang”.

Anda berbisnis jualan pulsa, bagaimana jika suatu hari dunia terkoneksi internet, sehingga orang tidak perlu lagi membayar pulsa untuk berkomunikasi? “Banjir bandang” lagi.

Anda memiliki bisnis kursus bahasa inggris, bagaimana jika suatu saat, ada platform edukasi bahasa inggris yang tidak lagi membutuhkan kehadiran fisik peserta didik? Juga “Banjir bandang”.

Mungkin kisah serupa juga yang terjadi antara ojek konvensional dan taksi online. Bisnis apa pun yang kita lakukan hari ini, tidaklah lepas dari ancaman banjir bandang. Karena begitulah dunia terus berubah.

2. Bangunlah Bahtera Nuhmu

Banjir Bandang adalah keniscayaan, namun hal itu bukanlah ancaman ketika Anda berhasil membangun kapal diatas gunung. Kita harus pandai melihat peluang bisnis seperti Telkom yang berhasil membangun Telkomsel.

Seperti Trans Grup yang berhasil memodifikasi Mall-nya menjadi wahana rekreasi, Trans Studio, karena mereka menyadari bahwa orang tidak akan lagi datang ke mall untuk berbelanja, namun untuk rekreasi. Biarkan impulse buying sebagai trigernya.

Apakah Anda sudah menciptakan peluang usaha jangka panjang, sehingga pantas diangap membangun kapal Nabi Nuh?

3. Yang Menghina Akan Tenggelam

Lihatlah kisah Nabi Nuh, mereka yang menghina akhirnya larut bersama banjir bandang.

Ini persis seperti kesadaran Kodak akan kamera digital. Mereka mentertawakan konsep camera digital yang tidak memiliki film di dalamnya. Kodak mentertawakan “kapal Nabi Nuh” yang dibangun Canon.

Sekarang kodak tenggelam dalam “kekufurannya”
Begitulah Nokia, yang mentertawakan Android. Nokia sangat mengagung-ngagungkan Syimbian, mereka tidak sadar sedang tenggelam bersama kesombongan.

Begitulah biro-biro travel yang tidak move on ke perilaku digital. Mereka harus gigit jari melihat Traveloka melahap hampir seluruh market share penjualan tiket mereka. Mereka tenggelam bersama banjir bandang perubahan.

4. Yang Selamat Akan Berjaya

Tahun 1998 internet sudah semakin menyebar luas. Orang-orang sadar, mereka dapat mencari informasi darinya. Melihat peluang ini, Larry dan Sergey, menawarkan sistem pencarian menggunakan PageRank dan Backlink Google ini kepada AltaVista, Excite, dan juga Yahoo.

Apa boleh dibuat, Yahoo rupanya tidak ingin penggunanya cepat mendapatkan informasi dan menutup mesin pencari. Yahoo justru ingin mengkondisikan orang berlama-lama di dalam situsnya, agar sempat melihat-lihat iklan dan fitur Yahoo lainnya.

Jadi, cara kerja Google yang menginginkan orang mendapatkan informasi dengan cepat dan tepat tidak cocok bagi Yahoo. Sampai sekarang “kekufuran” itu masih terlihat.

Jika kita kunjungi halaman depan Google dan Yahoo, akan nampak jauh perbedaan antar keduanya. Google lebih cepat diakses karena simple.

Akhirnya, Yahoo tenggelam dan Google berjaya, sampai-sampai ada istilah “mbah Google”. Karena, setiap kali orang perlu informasi, ia akan bertanya pada google.

Semoga Allah melindungi kita semua, dari Banjir Bandang yang tak kuasa kita atasi. Allah berfirman:

… وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

… masa kejayaan dan kehancuran itu Kami pergilirkan diantara manusia agar mereka mendapat pelajaran; dan supaya Allah membedakan orang yang beriman dengan orang kafir serta menjadikan sebagian dari kalian sebagai syuhada. Allah tidak menyukai orang yang zalim. (Ali Imran [3]: 140)

Cepat atau lambat, melalui hujan atau air bah, banjir akan datang. Saat itu kita harus kuat secara fisik dan hati. Karena selain air, pengusaha muslim juga harus menghindari pebuatan zalim saat berbisnis.

Baca Topik Bisnis dan Ekonomi:

Sumber:

  • Rendy Saputra, CEO KeKe Busana, facebook.com/groups/185218565167664/permalink/199005397122314
  • id.wikipedia.org/wiki/Telkomsel
  • inet.detik.com/read/2014/06/30/132159/2623138/317/ketika-nokia-remehkan-android
  • kisahmuslim.com/4117-benarkah-nabi-nuh-tidak-bersabar-karena-meminta-adzab-untuk-kaumnya.html
  • www.kompasiana.com/rinazrina/kisah-larry-dan-sergey-1-pendiri-google-yang-tak-bisa-duduk-diam_550a106da33311de6e2e3949

1Ibrah: pelajaran, peringatan dan hikmah.

Mereka perlu tahu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *